Finally. Here we go.
Saya mencoba menulis post ini berdasarkan kronologi medis. Namun selayaknya seseorang yang kehilangan, setiap kejadian dan proses selama saya keguguran ini berhasil mengobrak-abrik isi hati saya. I cried for weeks (until today). My heart has an empty hole that can never be mended. Yet here I am, hopefully getting tougher.
Secara statistik, keguguran atau stillbirth terjadi di antara sekitar 10-15% kehamilan. Shocking? Yes! Sebegitu besarnya statistiknya, namun ketika menjalaninya, saya seperti merasa sayalah satu-satunya yang mengalaminya di dunia ini. Keguguran seolah-olah seperti sesuatu yang harus dijalani oleh seorang perempuan sendirian, sering kali dengan minim support. Padahal, kehilangan yang dialami itu nyata, dan setiap kesedihan yang kita alami itu valid. My grief is valid.
I shouldn’t feel alone going through this grieving process, neither should other women. Saya harap cerita saya ini bisa membuat teman-teman, ibu-ibu, dan seluruh perempuan di luar sana yang juga sedang merasakan kehilangan, memahami bahwa mereka tidak sendiri.
Dan inilah cerita saya:
Read More »