My Worst Travel Nightmares

Meskipun saya tergolong orang yang nggak sering banget jalan-jalan, waktu masih aktif bekerja *ciye kayak udah tua aja*, maksudnya waktu saya masih kerja full time kantoran 8-5, saya lumayan sering harus perjalanan dinas. Plus waktu itu saya belum punya anak, jadi rasanya mau ngerencanain traveling ataupun sekadar weekend gateway nggak sesulit sekarang hehe. Tapi tentu saja, setiap perjalanan nggak melulu berjalan mulus. Kalau dipikir-pikir, saya ini lumayan parno kalau harus melakukan perjalanan, terutama naik pesawat. Tapi yang namanya sial nggak bisa ditolak, tetap aja saya pernah mengalami hal-hal nggak mengenakkan selama traveling.

1. Batal tanpa bisa refund

Apa yang lebih nightmare dari rencana liburan dari jauh-jauh hari yang akhirnya batal? Nggak bisa refund! Hahaha.

Jadi ceritanya pada Desember 2017, saya sama Abang rencana mau ke Bali, menghadiri nikahan salah satu teman. Nah terus, berhubung saya udah cuti seminggu, sementara ke Bali-nya cuma tiga hari, saya nekat mau solo traveling ke KL dulu sendirian selama 3 hari. Tiket, penginapan, semuanya udah beres.

November 2017, saya mengetahui kalau saya hamil. Dan ada drama di awal kehamilan yang memaksa saya untuk bedrest berminggu-minggu. Jadiii, semua rencana yang udah disusun matang-matang itu bubar jalan blasss. Apalagi pas banget waktu itu status Gunung Agung di Bali lagi siaga, menambah daftar alasan saya dan Abang untuk nggak berangkat.

Sebenarnya saya ikhlas karena gagalnya rencana jalan-jalan tersebut dikarenakan saya dititipkan amanah yang udah ditunggu-tunggu ❤️ Tapi kan… Kalau duit nggak kembali, rasanya tetap nyesek juga ya! Haha.

Dari dua trip Jakarta-KL PP dan Jakarta-Bali PP, cuma tiket Jakarta-Bali PP yang bisa di-refund, dan penginapan di KL belum sempat saya bayar. Sisanya ya hangus. Walaupun judulnya tiket promo, yang namanya kehilangan duit tetap aja… Hiks :”(

2. Penumpang rese di pesawat

Ketemu penumpang rese sih udah biasa ya, tapi kalau resenya sampai bikin pesawat belum bisa berangkat gara-gara dia?

Pada suatu perjalanan dinas ke sebuah kota di Sulawesi, saya harus transit dulu di Makassar. Nah, di pesawat dari Makassar ini, saya ketemu serombongan pegawai yang habis dinas dari Yogyakarta. Dia duduknya nggak jauh dari saya, makanya saya bisa nguping duduk permasalahannya.

Eh ternyata, ada satu temannya yang nggak jadi naik pesawat karena ada urusan dulu di Makassar. Tapi dia check in dan masukin bagasi (ceritanya mau nitip ke temannya gitu). Ya ketahuan lah sama staf maskapainya, tapi entah kenapa si rombongan ini ngotot dengan bilang, “Kan ini satu tujuan,” dan “Teman saya itu nggak ada rencana (harus stay dulu di Makassar).”

Kata saya dalam hati, “Ni pesawat emang kurir apa ya nitipin bagasi segala?!”

Dan si orang itu tetap check in biar… Boarding pass-nya bisa dilampirin buat laporan perjalanannya. Yee, seenaknya aje!

Pada akhirnya, rombongan ngotot itu kalah. Boarding pass-nya diambil sama petugas dan kopernya diturunin. Yes! Saya pun bertepuk tangan dalam hati 😁

3. Go around

Kayaknya ini tetap akan menjadi my worst travel nightmare sampai saat ini. Waktu itu saya, Abang, dan mama mertua habis dari Palembang menghadiri acara nikahan sepupu. Berhubung besoknya kami harus kerja, Minggu malam kami pulang ke Jakarta naik pesawat maskapai berlambang burung.

Bayangin deh, di Palembangnya semua perjalanan terasa sangattt lancar. Bahkan kami boarding 10 menit lebih awal, takeoff dan perjalanannya pun sebagian besar mulus. Pas udah mau mendarat di Jakarta, grudukkk!! Tiba-tiba pesawat oleng luar biasa. Ternyata di luar hujan lebat dan angin kencang, bikin pesawat oleng. Padahal pramugari udah umumin kalau pesawat akan mendarat, lampu kabin udah dimatiin, pilot bilang udah landing position, runaway udah keliatan depan mata, beberapa detik sebelum menyentuh tanah… Pesawatnya naik lagi.

What did just happen?!

Karena pesawat si burung ini ada layar di depan tempat duduk kami, saya ngecek ini pesawat mau ke mana. Muter-muter di atas Jakarta, makin lama makin naik, naik, naik… Cukup lama tanpa ada kejelasan, akhirnya pilot bikin pengumuman kalau pesawat akan kembali ke Palembang karena keadaan nggak memungkinkan untuk mendarat di Jakarta.

HAHA.

Yang paling panik adalah mama mertua karena seharusnya jam 10 malam doi langsung terbang lagi ke Makassar, dan bukan connecting flight. Jadilah doi ribet ngurusin bareng pramugari dan ground staff untuk dimundurin penerbangannya ke Makassar. Untungnya pakai maskapai yang sama, jadi dibantuin, fyuh.

Sesampainya di Palembang, pesawat diam cukup lama sambil isi bensin, sementara penumpang nggak boleh ada yang turun. Jadilah kami penumpang mondar mandir minta minum ke pramugari karena kehausan. Dan kelaparan sebenarnya, tapi kan makanannya udah abis disajiin pas penerbangan awal. Mana ini short flight, jadi cuma dapat snack dan pasti jumlahnya pas-pasan. Jadilah kami semua kelaparan, Jendraaal.

Setelah dinyatakan clear untuk berangkat, akhirnya saya bisa bernapas lega, apalagi katanya cuaca di Jakarta udah membaik. Kami pun mendarat dengan selamat, aman, tentram, sentosa, dan damai jam 23.30 WIB, dari yang seharusnya jam 20.00. Gak apa-apa, yang penting selamat sampai tujuan kan. Alhamdulillah 🙂

Meskipun begitu, pengalaman-pengalaman ini nggak bikin saya kapok kok untuk traveling. Kalau teman-teman, punya cerita apa tentang pengalaman buruk selama traveling? Share, yuk!

12 thoughts on “My Worst Travel Nightmares

  1. Saya sih paling parah ya cuaca buruk. Tapi orang tua saya pernah tuh, dulu banget. Naik pesawat ke Solo dari Jakarta, berangkat jam 8 malam. Terus jam 10-an saya ditelepon ibu saya, katanya dia ada di bandara Soetta. Kenapa? Usut punya usut, ternyata waktu pesawatnya sampai di atas Jogja, gunung Merapi meletus. Karena khawatir dengan arah angin, pesawat pun balik ke Jakarta. Jam satu malam baru balik lagi ke Solo.

    Like

  2. Ke Bali naik travel, berangkat dari Malang jam 17.00 sampainya besok siang jam 14.00 gara2 macet luar biyasaaaaa dan penumpang travelnya ada yang gak mau jelasin letak rumahnya dengan pasti ke supirnya. Makin molor. Udah laper banget pun, acara telat hahahahha mau nangis mbak

    Like

  3. Mbaaak … Itu poin ke dua beneran rese, yaaa. Ampyun deh bisa-bisanya orang mau curang. Tapi beneran, aku ikutan tepuk tangan dari sini, lho.
    Selalu ada cerita perjalanan yang seru dan heboh ya saat kita bepergian. Tapi nggak apa-apa selama kita semua diberikan keselamatan sampai di tujuan.
    Salam kenal ya, Mbak Fadilla …

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s