Kalau ditanya soal menjelajahi tempat-tempat di Indonesia, memang pasti nggak ada habisnya. Ada saja tempat baru bermunculan, dan ada saja hal menarik yang bisa kita temukan, entah dari budayanya, makanannya, bahkan orang-orangnya.
Saya sendiri masih malu nih, karena di umur saya yang sudah melewati seperempat abad ini, ternyata saya masih cetek dalam menjelajahi Indonesia. Mungkin karena terlalu luas? 🙂 Dari 34 provinsi yang ada, saya baru pernah mengunjungi sepertiga provinsinya, atau kira-kira baru 13 provinsi.
Setiap kali ada rencana traveling, pasti mikir, hmm enaknya ke mana lagi ya? Kepinginnya sih pergi ke tempat baru, tapi saya juga senang pergi ke tempat-tempat yang sudah pernah saya kunjungi, seperti Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sepertinya Lombok akan menjadi destinasi liburan saya selanjutnya, nih. Selain pantainya, banyak banget hal di Lombok yang bikin saya jatuh cinta dan ingin datang lagi berkali-kali.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi Lombok selama satu minggu untuk keperluan membuat dokumentasi video. Dan hal yang didokumentasikan bukan keindahan alamnya atau pantainya, melainkan budayanya yang unik!
Kalau berkunjung di waktu weekend, jangan heran kalau kita akan menemukan kemacetan. Iya, soalnya suka banyak orang yang melakukan pesta pernikahan di jalan. Loh, kok, bisa? Sebenarnya bukan pesta sesungguhnya, sih. Nama tradisi ini adalah nyongkolan.
Jadi di Lombok ini ada tradisi di mana kalau mau menikahi seorang perempuan, sang laki-laki harus ‘mencuri’ si perempuan itu dari rumahnya. Tradisi ini dinamakan merariq. Kalau saya dengar dari cerita orang-orang, tradisi merariq ini muncul ketika dulu Lombok memiliki sistem kasta karena sempat menjadi daerah jajahan kerajaan Karangasem Bali. Nah, kalau ada perempuan dan laki-laki yang berasal dari kasta berbeda ingin menikah, mereka harus melalui proses merariq ini dulu karena nantinya proses negosiasi akan diatur oleh tetua adat. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antar golongan di Lombok karena prosesnya ‘diambil alih’ oleh sesepuh yang memiliki otoritas di komunitasnya.
Sekarang sih sebenarnya sistem itu sudah nggak berlaku di Lombok, hanya saja sebagian besar masyarakatnya masih banyak yang mempraktikkannya. Kalau sekarang istilahnya juga bukan mencuri juga kali ya, karena seringkali orangtuanya juga sudah tahu saat anak perempuannya ‘diambil’. Cuma karena namanya tradisi, ya tetap masih dijalani sampai saat ini. Seru, ya? 😀
Nah, setelah si perempuan tersebut ‘dicuri’ dan kemudian menikah di tempat laki-laki, diadakanlah nyongkolan ini di mana si pengantin perempuan diantar ke rumah orangtuanya, lengkap dengan menggunakan pakaian pengantin khas suku Sasak dan diiringi musik gendang beleq. Biasanya iring-iringan ini akan berjalan kaki kurang lebih sejauh 1-2 kilometer. Lumayan juga, ya?
Saya kepengin banget bisa menyaksikan nyongkolan lagi dengan mata kepala saya sendiri. Rasanya saya jadi ikut terlarut dalam gegap gempita pesta yang biasanya sangat meriah. Lagipula, adat istiadat di tiap daerah di Indonesia selalu berbeda, dan selalu bikin saya penasaran dan ingin menggali lebih dalam lagi untuk memahami cerita di baliknya.
Namun, masalahnya, dengan jadwal suami yang padat, ditambah budget yang ketat, saya harus pintar-pintar cari waktu agar bisa dapat tiket pesawat ke Lombok yang masuk di kantong.
Untungnya, saya pakai SkyScanner untuk menyesuaikan dengan budget saya. Saya biasanya pesan melalui aplikasi di smartphone karena tampilan dan navigasinya simpel. Karena saya masih belum punya jadwal, saya tinggal melihat kalendar di dalam aplikasi SkyScanner untuk mengetahui kapan waktu-waktu tertentu di mana saya bisa menemukan harga tiket pesawat yang paling murah.
Tentunya saya mencari tiket pesawat Garuda, dong. Saya rela membayar lebih untuk membeli tiket pesawat Garuda Indonesia karena fasilitas dan layanan maskapai ini yang sudah tidak diragukan lagi. Selain karena Garuda adalah maskapai yang dinobatkan sebagai five-star airline di Indonesia, saya mengincar in-flight entertainment-nya karena selalu ter-update dan membuat saya tidak bosan selama di perjalanan. Plus, karena saya memiliki kartu Garuda Frequent Flyer, tentu ini memberikan saya privilege untuk bisa menunggu di lounge Garuda yang sangat nyaman. Maklum, dengan keadaan hamil seperti ini, saya jadi semakin ingin memanjakan diri, apalagi pas traveling hihi.
Kenapa saya pakai SkyScanner? Karena SkyScanner nggak seperti aplikasi lainnya yang hanya memberikan satu harga untuk tiket pesawat, melainkan karena aplikasi ini membandingkan harga tiket berbagai maskapai dari ratusan website perjalanan untuk memberikan harga terbaik. Tentunya ini sangat membantu dan menghemat waktu daripada saya harus membandingkan dari satu website ke website lain.
Dan seperti yang kita tahu kalau harga tiket pesawat itu fluktuatif. Kadang hari ini bisa nemu tiket pesawat murah, tapi beberapa hari kemudian ternyata ada tiket yang lebih murah lagi. Kalau sudah begitu, siapa coba yang nggak dongkol? Nah, senangnya pakai SkyScanner ini, saya bisa masang price alert dan akan dinotifikasi jika terjadi perubahan harga. Menariknya lagi, SkyScanner memberikan flight rating untuk saya bisa benar-benar mencari tiket yang worth it dari segi harga, durasi penerbangan, dan jumlah transit.
Dan berhubung saya akan pergi berdua suami di mana segalanya harus di-approve sama dia hihi, SkyScanner juga punya fitur sharing di mana saya nggak perlu repot-repot screenshot. Di dalam aplikasinya juga sudah disediakan customize image yang memudahkan saya untuk highlight bagian yang ingin ditunjukkan. Saya tinggal pilih menu sharing tersebut, dan voila, informasi pun langsung bisa dengan cepat dibagikan pada le husband. SkyScanner memberikan saya banyak kemudahan dalam rangka perencanaan traveling.
Intinya, ketika melakukan perjalanan, saya lebih mengutamakan membeli pengalaman dibandingkan membeli barang. Terutama ketika menjelajah Indonesia, saya benar-benar mencoba meresapi budayanya agar saya lebih mengetahui kekayaan Indonesia yang sangat beragam ini. Karena pengalaman tidak bisa dibeli dua kali, dan saya selalu mengandalkan SkyScanner yang selalu memberikan harga terbaik!
More info:
ID Corners: Facebook | Instagram | Twitter
Skyscanner: Facebook | Instagram | Twitter
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner.
Pernah beberapa kali ketemu di jalan saat ke Lombok, baru tau arti tradisi Nyongkolan ini. I see… *manggut-manggut
LikeLike