Anniversary Trip – Belitung Day 2

Hari kedua di Belitung, kami mengujungi sekolah Laskar Pelangi dan Museum Kata! Berhubung tobat sama panasnya Belitung, akhirnya kami berangkat jam 7 pagi dari hotel.

Nggak lupa kami sarapan dulu sambil menikmati laut (yang ternyata surut kalau pagi, jadinya zonk deh haha).

Kami sampai di sekolah Laskar Pelangi di Gantong (atau Gantung, whichever you prefer) sekitar jam setengah 9 pagi dan jadi pengunjung pertama. Si bapak yang bersih-bersih lokasi ternyata masih ngeluarin air sisa banjir huhu. Semangat Pak! Untungnya karena sekolah terletak agak tinggi jadinya nggak kena, cuma bagian bawah yang terdapat toko suvenir, loket karcis, dan beberapa warung aja yang kena.

Oh iya, sekolah ini cuma replika ya, dibangun menyerupai hampir seperti aslinya tempo dulu. Menurut bapak supir (inget, tour guide dadakan), sekolah aslinya sekarang udah dipugar jadi bertembok dan lebih modern semenjak disebut-sebut di novelnya Laskar Pelangi. Masih inget nama sekolahnya apa? Betul! SD Muhammadiyah Gantong.

Ternyata pemirsa, jam setengah 9 pagi pun mataharinya udah lumayan menyengat. Jadi kacamata hitam itu wajib hukumnya kalau mau ke sini. Alhamdulillah, langitnya bagus banget. Kalau aja nggak silau, saya sih mau ngeliatin langit terus.

Selesai dari sekolah, niatnya mau langsung ke museum, tapi apa daya baru buka jam 9.30. Haha. Ngebet banget sih berangkat pagi. Terus kami coba ke Kampung Ahok, eh taunya tutup juga. Dan akan tutup seharian karena masih beres-beres sehabis banjir.

Setelah muter satu lap, akhirnya kami kembali lagi ke museum, nunggu jam buka. Waktu itu sekitar jam 9.25, toko suvenir dan warkopnya baru buka, namanya Kopi Kuli. Yaudah deh, kami nunggu di situ. Nggak lama abis pesen kopi, eh museumnya buka.

Masuk ke dalam museum, lagi-lagi kami yang pertama (kedua ding, masih ada yang lebih niat dari kami). Bahagia banget rasanya ada museum literasi di Indonesia buat si anak sastra (cieh, maksudnya sih anak lulusan sastra) kayak saya. Saya kira isinya bakal tentang Laskar Pelangi aja, tapi ternyata nggak. Ada tentang Bronte sisters, Umberto Eco, hmm siapa lagi ya?

Lucu banget deh museumnya warna-warni. Di bagian belakang, ada dapur tradisional di mana kita bisa pesen kopi (lagi) dan cemilan bungkusan. Dan saya pesen kopi lagi dong hihi. Pas banget kami selesai menjelajah museum, isi museum makin ramai. Orang-orang baru pada dateng, kita mah udah selesai.

Tepat jam makan siang, kami kembali lagi ke Tanjung Pandan. Menu makan siang kali ini: Mie Atep! Sebenernya yang dijual namanya Mie Belitung, tapi dinamainnya Mie Atep, mengikuti nama yang punyanya. Mie Belitung ini isinya mie kuning, tauge, udang, dan kentang, diguyur kuah. Rasanya agak manis, ternyata memang kuahnya dicampur gula jawa. Porsi di Mie Atep ini emang nggak banyak, makanya saya nambah mie instan di hotel karena masih lapar!

Setelah istirahat dll di hotel, sorenya kami keluar lagi menuju Gusong Bugis! Asli, saya nggak pernah dengar nama tempat ini selama blogwalking, dan ternyata tempatnya luar biasa! Terima kasih sama bapak supir yang udah rekomendasiin tempat ini, kalau nggak, kami udah kehabisan itinerary gara-gara ternyata jalan-jalan ke Belitung Timur-nya lebih cepat dari yang dikira.

Apa sih Gusong Bugis itu?

Tau kan istilah geografi yang namanya gosong? Pulau yang suka tiba-tiba muncul di tengah laut kalau air surut dan terbentuk sebuah pulau hasil timbunan pasir. Kira-kira begitulah Gusong Bugis. Nah, air-air yang terjebak di tengah timbunan pasir itu ditanamilah mangrove, dan jadi deh hutan mangrove! Di ujung gosongan itu, terdapat pantai yang dibuat mirip playground, ada bangku-bangku kayu kalau mau ngopi-ngopi atau minum es kelapa, ada juga ayunan. Suasanya sangat menyenangkan, apalagi ditemani angin yang berhembus dan pepohonan. Meskipun panas, tapi rasanya sejuk.

Selesai mampir sebentar di tepi pantai, kami melanjutkan perjalanan. Di Gusong Bugis, ada semacam jembatan yang terbuat dari kayu yang mengelilingi ‘hutan-hutan’ mangrove. Jembatan kayu ini nggak memiliki pegangan. Memang sih, air di bawahnya dangkal, tapi kalau kecebur tetep aja, basah! Pokoknya keren banget lah tempatnya. Dan lagi-lagi, sepi. Jadi foto pun bagus haha.

Selesai dari Gusong Bugis, kami pulang ke hotel karena ingin berenang sore harinya. Selepas maghrib, kami cari makan seafood, yaitu di Seafood Mutiara. To be honest, saya lebih suka dengan masakan di RM Lili waktu hari pertama hihi. Tapi nggak apa-apa, yang penting kesampaian makan seafood lagi.

Oh iya, di hari kedua ini, tepatnya tanggal 23 Juli, tepat satu tahun pernikahan kami. Alhamdulillah. Tapi seperti dilihat di atas, itinerary kami nggak ada yang khusus (candlelit dinner atau yang romantis-romantis). Bisa menikmati waktu berdua aja udah menjadi momen menyenangkan tersendiri. Mudah-mudahan di tahun selanjutnya kami udah kedatangan anggota keluarga baru, aamiin.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s