Kalau sudah berada di Cikini dan sekitarnya, memang bawaannya selalu nostalgia ke kota tua Jakarta. Beberapa weekend lalu saya menyempatkan diri untuk nongkrong sebentar di Kedai Tjikini dan merasakan sejenak atmosfer bangunan tua Jakarta dengan pernak-pernik dan interior ala kolonial Belanda.

Kedai Tjikini terletak di Jalan Raya Cikini No. 17, persis di seberang Menteng Huis. Saya datang ke sini berdua Abang sebelum kami nonton drama musikal Rentak Harmoni di Taman Ismail Marzuki. Penasaran dengan Rentak Harmoni? Cek di sini.

Ini kedua kalinya saya ke Kedai Tjikini, pertama kali adalah waktu event Rabu Perempuan oleh Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan. Bangunan Kedai Tjikini mirip dengan bangunan cafe dan kantor lainnya yang berjajar di sepanjang Jalan Cikini Raya yang merupakan shophouse bergaya kolonial.

Begitu masuk, saya langsung disambut oleh bar yang menyuguhkan berbagai tipe minuman, seperti kopi, teh, dan jus. Tapi kalau mau cemal cemil atau makan berat, cafe ini juga menyediakan berbagai hidangan Western maupun Indonesia, kok.

Cafe ini dibagi menjadi dua area, yaitu non-smoking dan smoking di bagian belakang cafe. Interior yang kekayuan dan antik, ditambah tembok putih bergaya Belanda seolah membawa kita ke masa lampau. Selain hangat dan kuno, cafe ini juga romantis!

Karena saya berencana akan makan di tempat lain, maka saya hanya memesan latte di sana sambil menikmati suasana hujan. Meskipun nggak seperti kebanyakan cafe lain yang sangat menonjolkan latte art di kopi sajiannya, menikmati secangkir kopi di Kedai Tjikini membawa ambiance tersendiri bagi siapapun yang menikmatinya. Bagi yang nggak hanya mencari rasa, tetapi juga suasana, sangat direkomendasikan untuk berkunjung ke sini.

Kedai Tjikini sangat pas dikunjungi di sore hari karena suasananya yang hangat. Untuk yang mau menyendiri dan mencari inspirasi, atau sekadar hangout dengan orang-orang tersayang, maupun brainstorming untuk urusan pekerjaan, inilah tempatnya!