Bayangkan! Seorang Dilla yang dulu waktu SD ngomongnya malu-malu, sekarang ditunjuk jadi MC :”D
Jadi ceritanya, hari Kamis lalu kantor saya ngadain acara peluncuran buku. Selama kurang-lebih setahun ini, kantor saya memang lagi fokus program penelitian mengenai isu child marriage (use hashtag #EndChildMarriage in any social media platforms to keep updated). Penelitian ini ada yang basisnya teks, ada juga penelitian lapangan. Kedua-duanya sudah selesai, tapi baru penelitian teks saja yang sudah siap cetak sampai akhirnya di-publish.
Nah, saat peluncuran kemarin, saya ditunjuk jadi MC! Selain isi kantor saya memang minimalis, saya juga memang anak humas yang kerjaannya ngerecokin para jejaring maupun donor lewat email, SMS, dan telepon-teleponnya 😀 Makanya di antara orang kantor lainnya, saya yang ditunjuk jadi MC.
How was I feeling? Extremely nervous! Gilaa. Kalau saya jadi MC untuk acara-acara slow mungkin saya slow. Ini acara kantor yang rada formal, ngundang banyak aktivis dan lembaga, mana ada Dirjen Kemenag datang, pula. Waktu Bapak Dirjen datang, saya langsung panas dingin karena, wiiih, I’m going to host an event for important people!
Dari beberapa hari sebelumnya, saya mulai belajar jadi MC. Baca-baca artikel dan nontonin video Youtube mengenai urutan acara dan intonasi penyampaian. Being an MC is totally different from delivering a presentation. Kalau presentasi, tinggal menguasai materinya, you’ll be safe. Tapi kalau jadi MC, menurut ke-sotoy-an saya adalah menyangkut hajat hidup orang banyak. Dibuka ditutupnya acara tergantung MC. Ketepatan waktu juga tergantung MC. Kalau salah sebut nama, yang disalahin MC! Dan yang paling susah menurut saya adalah menyesuaikan intonasi. Kadang pas saya latihan kok kayak dibuat-dibuat atau overexcited jadinya nggak natural.
Penyelamat saya lagi-lagi adalah Abang. Berhubung midweek belum sempat ketemu, saya latihan sama Abang via telepon. Berulang-ulang kali saya coba ganti intonasi, latihan nyebut nama, sampai ngehafalin alur. Salah satu link yang saya dapat dari Abang adalah 6 Tips to Make Your Seminar or Event Emcee Script Sparkle. This helped a lot. Tapi tetap saja, I was pretty stressed out, admittedly. Karena ini pengalaman saya pertama kali nge-MC dan langsung dikasih acara besar. What if I suck? What if I stammer?
Alhamdulillah, semua ketakutan itu nggak terjadi. Abang attended the event, and he said to me, “It’s pretty easy, isn’t it?” Nggak gampang juga sebenarnya… but I managed to bring out the best in me. I tried to sound as natural as possible. Hasilnya untuk pengalaman pertama: menurut saya okelah… mengecewakan nggak, sempurna pun nggak.
Ohh gini toh rasanya jadi MC 🙂
Featured image from here.