Ballarat adalah sebuah kota yang terletak nggak jauh dari Melbourne, Australia, bisa ditempuh kira-kira selama 1 jam perjalanan. Memangnya ada apa sih di Ballarat? Ketika saya berkunjung ke sana, saya diajak oleh om saya untuk mengunjungi salah satu outdoor museum terbesar dan terkeren yang pernah saya kunjungi, yaitu Sovereign Hill.
Sovereign Hill terletak di Golden Point, salah satu suburb di kota Ballarat. Di tahun 1850-an, Sovereign Hill merupakan tempat penambangan emas yang berdiri di atas tanah seluas 25 hektar. Semenjak tahun 1970-an, lokasi ini dibuka untuk tujuan wisata. Seluruh bangunan, atribut, dan lokasinya dipertahankan seperti aslinya.
Begitu pertama kali saya menginjakkan kaki di sini, wow, saya merasa seperti berada di dunia lain. Asli, karena suasana klasik dan kunonya kerasa banget. Apalagi mereka yang bekerja di sini memang menggunakan pakaian ala abad ke-19 dengan gaun berenda dan megar, juga laki-lakinya menggunakan pakaian tentara dan membawa senjata api. Ditambah lagi… ada kereta kuda!
Ketika saya datang ke sana, lagi ada pertunjukkan di mana empat tentara dan seorang jenderal sedang memeragakan latihan tembak. Lumayan bikin kaget dan telinga pengang juga, tapi menarik banget 🙂
Di sini juga saya bisa menikmati suasana ‘kota’ tempat tinggal para penambang emas. Tenda-tenda dan peralatan rumah masih berdiri, bahkan ada Chinatown-nya sendiri di sini, lengkap dengan kuilnya. Seluruh bangunan gereja, sekolah, pertokoan, sampai tempat hiburan juga masih berdiri kokoh. Bahkan pertokoan ini dibuka kembali dan menjual suvenir untuk pengunjung. Salah satu tempat hiburan yang saya kunjungi pun, yaitu bowling alley, masih dibuka agar para pengunjung bisa bermain bowling dengan lane yang superpanjang!
Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah tur bawah tanahnya. Saya waktu itu mengunjungi Red Hill Mine. Jadi, katanya di Red Hill Mine ini dulu ditemukan gold nugget terbesar kedua yang pernah ditemukan. Untuk mencapainya, saya harus melewati serangkaian tangga bawah tanah yang gelap, sempit, dan lembab. Untuk masuknya saya harus dibantu oleh senter. Begitu sampai di bawah, juga masih tersisa peralatan penambangan lengkap dengan lampu-lampu minyak. Dan saat saya mau keluar, anehnya, tiba-tiba saja di lorong menuju tangga naik mengalir air dari atas seperti ditumpahkan dari ember. Sampai sekarang saya nggak tahu itu kenapa bisa ada air tumpah. Kayaknya waktu itu tour guide-nya ngejelasin tapi saya lupa 😀
Hal menarik lainnya adalah, di tengah-tengah site ini ada semacam sungai kecil yang masih mengalir, tapi sangat kecil dan dangkal. Nah, di sungai ini dulu juga suka ada emas yang berserak di antara pasir. Pengunjung juga bisa ‘ngeruk’ emas dari sungai ini. Yang dapat emasnya bisa langsung dijual, tapi itu keberuntungan one in a million 😀
Selain itu, saya juga sempat masuk ke sekolah dan rumah-rumah para pekerja tambang. Di salah satu National School yang saya datangi, saya bisa berpura-pura jadi murid dan belajar nulis pakai kuas yang dicelup tinta. Sulit banget ternyata! I wonder how people did that in the past.
Sebenarnya masih banyak atraksi dan kegiatan lain yang bisa dikunjungi, tapi berhubung keterbatasan waktu, saya nggak sempat untuk mencoba semuanya. Tapi untuk membawa kenang-kenangan dari sini, saya datang ke sebuah toko untuk beli suvenir. Dan akhirnya saya memilih beli lotion dengan lapisan-lapisan emas tipis yang bikin kulit saya glowing setelah dioleskan 😀
Overall, I had fun and learned a lot there! Hopefully I could visit again someday.
Read also:
Australia Trip – Summer and Australian Open 2012
Australia Trip – Being A Headscarfed Muslim in Melbourne
Australia Trip – First Impression
[…] also: Australia Trip – Back to the 1800s in Sovereign Hill, Ballarat Australia Trip – Summer and Australian Open 2012 Australia Trip – Being A Headscarfed […]
LikeLike